Mushaf Utsmani Disimpan di Mana?

Banyak pertanyaan, di mana copy yang diberikan oleh Kha¬lifah Utsman disimpan? Apakah masih ada? Menurut penje¬lasan The Institute of Islamic Information and Education of America,9 naskah tadi disimpan di Museum Tashkent di Uz¬bekistan, Asia Tengah. Sedangkan hasil copy fax ada di Perpus¬takaan Universitas Columbia di Amerika Serikat.10 Keterangan lebih lanjut menjelaskan bahwa copy tersebut sama dengan apa yang dimiliki pada zaman Nabi. Duplikat copy yang dikirimkan ke Syria pada masa Utsman juga masih ada di Topkapi Museum Istambul, duplikat ini dibuat sebelum terjadi kebakaran pada tahun 1892 yang menghancurkan mesjid Jami, di mana mushaf tersebut berada. Naskah yang lebih tua bisa ditemukan di Dar al-Kutub, Kesultanan Mesir. Sangat menarik, terdapat naskah yang disimpan di Perpustakaan Kongres di Washington, Ches¬ter Beatty Museum di Dublin (Irlandia) dan Museum di Lon-don-isinya tidak berbeda dengan apa yang terdapat di Mesir, Uzbekistan dan Syria. Sebelumnya juga terdapat 42.000 koleksi naskah kuno disimpan Institute for Koranforshung, University of Munich di Jerman. Namun, ketika Perang Dunia II, koleksi ini hancur karena dibom.11 Sejauh ini, berkat upaya para sahabat Nabi dan atas pertolongan Tuhan Yang Maha Esa, isi al-Qur'an, sejak zaman Nabi hingga sekarang tetap sama. Namun demi¬kian, pertanyaan lainnya muncul. Jika ini semua otentik sesuai dengan aslinya, bagaimana kita yakin bahwa al-Qur'an berasal dari "Sumber Metafisis Tertinggi"?12 Sebagian besar kaum Mus¬lim sangat yakin bahwa al-Qur'an adalah asli dari Tuhan, karena al-Qur'an sendiri yang mengatakan demikian; misalnya saja, Surat an-Nisa' (4:82); al-An'am (6:19); (6:92); an-Naml (27:6); al-Jatsiyah (45:2).13 Sebagian Muslim lainnya baru percaya setelah membaca dan memahami isinya dengan baik, berpikiran jernih, dan mau membuka hati dengan hal-hal yang baru. Tetapi dapat dipahami pula, karena "sumbernya dari dalam", bagi urang luar yang skeptis, pendapat apa saja dimungkinkan. Oleh karena itu, bagi orang luar, bukan kalangan Muslim atau siapa sajn, pilihannya adalah salah satu dari lima kemungkinan yang "mengarang al-Qur'an".

Pertama, Nabi Muhammad saw.
Kedua, para pujangga-ilmuwan Arab dan kumpulan cerita dari berbagai sumber.
Ketiga, merupakan jiplakan dari kitab suci Injil dan Taurat.
Keemyat, buatan makhluk asing.
Dan kelima, dari Tuhan.

Al-Qur' an berpandangan bahwa tidak ada paksaan dalam beragama. Ia mengatakan bahwa percaya atau tidaknya seseorang terhadap isi al-Qur'an, semata-mata karena hidayah Allah. Hidayah diberikan bagi yang mau berpikir jernih dan berprasangka baik.

Sebagian Muslim makin percaya karena faktor-faktor eksternal, bukan hanya karena pernyataan al-Qur'an saja. Mereka berpikir begini.

Pertarma, Muhammad saw terkenal karena kujujurannya, dapat dipercaya, dan bukan orang yang pandai membaca dan menulis. Di lain pihak, gaya bahasa al-Qur'an sangat berlainan dengan gaya bahasa Nabi ketika bertutur. Al-Qur'an selalu memakai gaya yang unik, dimulai dengan "Katakanlah", "ingatkah", "Tuhan berkata", "Mereka bertanya", dan sebagainya.

Kedua, ada puluhan surat dan ayat yang dimulai dengan huruf-huruf Arab, yang pada awalnya tidak diketahui maknanya. Huruf sisipan atau fawatih. Huruf-huruf ini tidak ada perlunya jika "makhluk biasa" yang membuat, karena tidak dimengerti oleh pembacanya hingga berabad-abad lamanya, membuat bingung.

Ketiga, sesuatu yang menarik lainnya, bahwa nama Muhammad hanya empat kali disebut dalam al¬Qur an. Nama Adam as dan Isa as jauh lebih banyak disebut. Mereka disebut oleh al-Qur'an masing-masing 25 kali. Bahkan nama Musa as paling banyak disebut.

Keempat, cerita atau ung¬kapan sejarah serupa dengan cerita dalam kitab suci lainnya, namun sangat berbeda dalam detail dan maknanya. Beberapa kisah masa lalu, bahkan tidak ditemukan dalam kitab Yahudi atau Bibel. Seperti kisah bangsa Tsamud, Ad, kota Iram, dialog antara Nuh as dengan puteranya sebelum banjir terjadi, dan "percakapan semut yang didengar Sulaiman as".

Kelima, seruan al-Qur'an bukan saja ditujukan kepada semua manusia (di bumi dan langit--planet dan alam lainnya), tetapi juga golongan jin (beserta seluruh rasnya, seperti setan, iblis, ifrit, dan makhluk asing yang belum diketahui manusia). Ayat-ayat ini tidak ada perlunya bila "makhluk biasa" yang membuat, apa manfaat¬nya?

Keenam, rincian tentang malaikat, jin, penciptaan (banyak) alam semesta dan (banyak) bumi, fenomena ilmiah, di mana pengetahuan manusia belum atau baru saja mengetahui.14

Ketujuh, struktur kodetifikasi yang ditemukan dalam al-Qur'an, di mana ia mengatakan untuk menambah keimanan bagi orang yang beriman dan membuat tidak ragu bagi pembaca Kitab ini (al-Muddatstsir 74 : 30).

Beberapa faktor eksternal tersebut menyebabkan sebagian kaum Muslim makin percaya bahwa al-Qur'an kecil sekali ke¬mungkinannya dibuat oleh makhluk biasa, baik manusia mau¬pun jin. Kita juga harus ingat, kaum Muslim lainnya, yang bukan Islam karena "dilahirkan" - Islam karena "pindah agama atau mendapatkan agama", mereka mempunyai alasan yang Iebih spesifik.

Mushaf Utsmani adalah satu-satunya kitab, di mana enkripsi dan kodetifikasi bilangan prima ditemukan secara terstruktur, komprehensif, mulai dari yang paling sederhana hingga yang rumit.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berkomentar menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benal