Biar saja sudah

Aku telah menunggumu disebagian waktu
Dibawah perdu yang tersenyum kaku
Menc0ba memaknai waktu adakah arti aku tergugu menangisi rindu yang selalu berujung sendu
Baru saja ku tersadar ketika luka menampar ternyata hanya aku yang merenda rindu di ujung musim yang mulai beku
Letihku menunggu

Resahku tak menentu
Sudah c0ba kuutarakan berharap engkau paham
Namun sayang . .
Bahkan ketika pekat kian menyengat tak ada kau datang walau hanya sekelebat bayang
Apakah kau tak sadar jua bagaimana aku padamu?
Kini takkan ku minta lagi
Lelah sudah ku mengais mengemis rindu di ujung duri" kaku yang kian buatku luruh dan beku
Beku menahan perih yang bangkitkan kelu,
Sudah ku bantai rinduku
Ku rantai dan kusekap dalam labirin pengap
Agar ku sadar
rindu itu hanya merekah di kelabu malamku
tidak di merdu lembut senandungmu
Huftt . . . Biar sudah kunikmati nyeri ini mendekam di balik jeruji
Terkecup lara dan ditelanjangi luka,
Ahh . . Biar sudah gelinjang perih ini mengejang,
Kunikmati saja sudah,
Percuma mencerca beribu perca pada kaca retak
Hanya sia" yang ku dapatkan
Biar saja sudah ku nikmati perih kaca lara ini,
Terkungkung debu, buram cahaya
Hingga raga diam tanpa jiwa



By Akhir Bias Jingga/ Ike Zhe Senja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berkomentar menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benal